Lasem
adalah sebuah kecamatan kecil di pesisir utara pulau jawa yang masuk ke
wilayah Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Daerah ini menjadi saksi sejarah
peradaban manusia sejak ribuan tahun lalu. Menyusuri gang-gang kampung
di sekitar Lasem
seolah berjalan menembus lorong waktu. Masih terlihat sisa-sisa bekas
kejayaan masa lalu. Dalam sejarahnya (yang hampir terlupakan) daerah
Lasem ini terkait erat dengan imperium besar kala itu, kerajaan
Majapahit, Pajang, Mataram dan Demak. Mulai dari masa pra sejarah,
Hindu-Budha, masa penyebaran agama Islam hingga jaman penjajahan Belanda
dan Jepang.
Tidak lengkap rasanya ketika berkunjung
ke Lasem, kita tidak berziarah ke makam Waliullah yang ada di sekitar
masjid kauman, sekaligus belajar sejarah. Kawasan Kauman inilah yang
menjadi center point dari kecamatan kecil di pantura ini. Lokasi Masjid
Jami’ Lasem yang berada tepat di samping jalan pos – trans jawa, arah
Semarang-Surabaya yang dibangun oleh Gubernur Jendral Herman William
Daendels. Terdapat banyak perubahan setelah Masjid direnovasi. Empat
pilar utama berdiri kokoh menyangga atap masjid. Kaligrafi ayat-ayat
Qur’an terukir indah di pintu, jendela dan kusen masjid. Sebuah mimbar
bergaya timur tengah yang biasa digunakan untuk khotbah Jumat juga penuh
dengan ukiran yang memberi kesan njawani. Lantai marmer yang dingin menjadi alas para jama’ah ketika bersujud kepadaNYA.
Makam-makam kuno para penyebar agama
Islam ada di sekitar Masjid Jami’ Lasem. Situs inilah yang menjadi saksi
bisu penyebaran Islam di Lasem dari masa ke masa. Berikut beberapa
diantaranya:
- Makam Adipati Tejo Kusumo 1
Terletak di belakang masjid jami’, dekat
dengan kompleks pertokoan dan area parkir bus pariwisata. Beliaulah
yang pertama kali membangun masijid Jami’ Lasem di sebelah barat
alun-alun pada tahun 1588 M. Sang ibu memberikan nama paraban/panggilan:
“Bagus Serimpet” dan hingga kini beliau juga dikenal dengan nama
Pangeran Srimpet. Karena sering bertapa/menyepi di Punthuk (bukit)
Punggur, Adipati Tedjo Kusumo 1 juga mendapat julukan sebagai Ki Ageng
Punggur. Putra dari Santi Wiro ini menikah dengan putri Sultan Pajang
dan kemudian diangkat menjadi Adipati Lasem pertama pada tahun 1585 M,
dibawah kekuasaan Kerajaan Pajang yang berkedudukan di Kartasura. Wafat
pada usia 77 tahun pada tahun 1632 M.
- Makam Mbah Sambu
Akulturasi arsitektural sangat terlihat
pada makam Mbah Sambu yang terletak di sebelah utara Masjid. Bangunan
makam berupa cungkup berbentuk joglo dari kayu jati. Di dalamnya
terdapat cungkup (lagi) yang bentuk kubahnya unik layaknya gazebo pada
taman peristirahatan ala kekaisaran China. Mbah Sambu memiliki nama asli
Sayid Abdurrahman Basyaiban atau yang juga dikenal dengan nama Syekh
Maulana Sam Bua Samarkandi. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1625 M,
Adipati Tejo Kusumo 1 mengundang beliau dari Tuban untuk menyebarkan
agama Islam di Pantura Jawa khususnya daerah Lasem. Akhirnya Syekh Sam
Bua diambil menantu, dikawinkan dengan putrinya dari garwa/istri selir.
Beliau wafat tahun 1653 M dalam usia 61 tahun.
- Makam Mbah Kyai Ma’shoem Ahmad
Beliau adalah salah satu dari dua ulama
besar di Lasem selain Kyai Baidhowi Abdul Aziz. Memiliki nama asli
Muhammadun, lahir pada tahun 1870. Sejak kecil Mbah Ma’shoem telah
dikirim berguru ke pesantren² di penjuru pulau jawa untuk mendalami ilmu
agama, termasuk belajar ke ulama yang masyhur Mbah Kholil Bangkalan
Madura. Beliau mengasuh pesantren di Lasem dan mengajarkan kitab² salaf
seperti Fathul Wahhab, Jurumiyah, Alfiyah, Ihya Ulumuddin, Al-Hikam ibn
Athaillah, dll. Semasa hidupnya, Mbah Ma’shum terkenal dikaruniai
karomah². Beliau wafat pada 28 April 1972 (14 Robiul Awal 1392 H) jam 2
siang, setelah shalat Jum’at. Upacara pemakamannya dihadiri oleh ribuan
orang baik dari tokoh ulama, petinggi partai politik dan pejabat
pemerintahan maupun masyarakat awam.
Artikel ini juga dimuat dalam Ebook tentang Lasem yang berjudul: Lasem Kota Sejarah Yang Terpinggirkan Zaman yang dapat di download secara gratis di link ini. Ebook ini merupakan hasil karya teman² seperjalanan yang tergabung dalam #KeluargaLasem.
Note:
Postingan ini merupakan rangkuman dari
berbagai sumber, baik dari hasil wawancara dengan warga lokal, pemerhati
sejarah, buku & artikel² pendukung lain. Mohon maaf apabila ada
data yang belum tepat. Dengan senang hati saya menerima kritik &
masukan. Terima kasih.
sumber : http://fahmianhar.com/2013/10/17/wisata-ziarah-di-kauman-lasem/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar